Cinta, tolong aku, Cinta. Aku kehilangan akan rasa indah itu. Aku kehilangan akan rasa yang pernah dengan bangga aku puja. Aku kehilangan akan arti dia yang penuh makna. Tolong aku, Cinta. Rasanya, aku telah tenggelam hingga ke dasarnya, bukan dasar cinta, namun dasarnya para mati rasa. Dan agaknya, aku telah kehilangan harapan untuk hidup, bernapas dengan cinta yang setiap detik membantu untuk berdesah. Terlalu sering melepas genggaman hangat seakan membuatku merasa sering melepas ikatan tali merah. Sulit menemukan jalan indah, susah menemukan arah tujuan. Anehnya aku tidak merasa takut, melainkan merasa nyaman. Saangaat nyaman. Seolah-olah otakku memberi perintah untuk merela pada keadaan. Namun, Cinta, aku sungguh-sungguh ingin kau kembali hadir dalam hasrat ini. Aku ingin kau kembali memimpin rasa yang penuh logika ini, kembali mengatur arah yang berantakan ini. Dan aku ingin kau kembali menggores, jika perlu hingga kembali mati lagi, napas yang mulai berdesah tak peduli ini. ...